Di bulan Oktober, dunia kembali diramaikan dengan perayaan Halloween. Berbagai dekorasi menyeramkan seperti tengkorak, hantu, dan simbol-simbol kegelapan menghiasi banyak tempat. Pada perayaan ini, kematian sering kali digambarkan sebagai sesuatu yang menakutkan, misterius, dan bahkan memancing ketakutan.
Halloween, dalam tradisinya yang populer, merefleksikan pandangan dunia tentang kematian sebagai sesuatu yang penuh kegelapan dan tak terduga. Tapi, apakah pandangan ini selaras dengan apa yang diajarkan Alkitab? Bagaimana kita sebagai orang Kristen memahami kematian dan peristiwa sesudahnya?
Menurut Alkitab, kematian adalah akibat langsung dari dosa. Ketika Adam dan Hawa memilih untuk tidak menaati perintah Allah, mereka membawa dosa dan kematian ke dalam dunia ini. Roma 6:23 menyatakan, “Sebab upah dosa ialah maut.”
Kematian, dalam pandangan Kristen, tidak sekadar berarti akhir hidup secara fisik, melainkan memisahkan manusia dari kehidupan kekal bersama Tuhan. Akibat dosa manusia, kita semua menghadapi konsekuensi ini—kematian fisik di dunia dan, lebih parah lagi, kematian kekal yang memisahkan kita dari Allah.
Jadi, kematian bukanlah sekadar fenomena biologis, tetapi juga mencerminkan kondisi rohani manusia yang terpisah dari Sang Pencipta. Namun, kabar baiknya adalah Allah memberikan jalan keluar dari konsekuensi dosa yang mematikan ini.
Melalui Yesus Kristus, Tuhan menyatakan kasih-Nya yang luar biasa dan menawarkan penebusan yang memberi jaminan akan kehidupan kekal. Dengan pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus menanggung hukuman dosa yang seharusnya kita pikul dan membebaskan kita dari maut.
Yohanes 3:16 menegaskan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Apakah Ada Jaminan Kehidupan Kekal?
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti